Pertama adalah bagaimana memaksimalkan penggunaan bandwidth yang dimiliki, misalkan mempunyai bandwidth 128Kbit, maka bagaimana dengan bandwidth 128Kb dapat digunakan secara maksimal dengan penggunaan banyak user maupun beberapa user, siang hari atau malam hari. dalam hal ini biasa digunakan pada sisi client misalkan kampus, warnet, MPG, corporate atau pelanggan rumah.
Kedua adalah bagaimana memberikan jaminan bandwidth yang sesuai dengan yang ditetapkan. misalkan bandwidth 128Kbit maka harus benar-benar 128Kbit boleh lebih tapi tidak boleh kurang, atau yang disebut dengan QoS (Quality of Service). dalam hal ini banyak di terapkan oleh provider.
Dalam menejemen bandwidth seperti kebutuhan di atas, ada beberapa teknik yang bisa di terapkan diantaranya adalah :
ALTQ (Alternate Queueing) dan CBQ (Class Base Queue) dengan cara seperti ini akan sangat cocok bila di terapkan pada sisi client, dimana client mempunya beberapa network/service yang masing-masing network/service mempunyai garansi bandwidth tapi memungkinkan untuk meminjam bandwidth network/service lain bila bandwidth network/service tersebut tidak terpakai atau idle.
ALTQ (Alternate Queueing) dan HFSC (Hierarchical Fair Service Curve) dengan cara seperti sebuah network/service akan di garansi dengan sebuah bandwidth dengan mendifinisikan realtime dan option lainnya seperti upperlimit dan linkshare. HFSC akan sangat cocok di terapkan pada sebuah provider agar menjamin bandwidth yang mengalir ke client benar-benar sesuai dengan besarnya bandwidth pelanggan.
disamping kedua teknik di atas dapat ditambah kan options-options sebagai berikut:
RED (Random Early Detection), RIO (RED In Out), dan PRIQ (Prioritas). Prioritas akan mempunyai nilai 1-7 dimana 1 adalah prioritas terbesar. dengan opsi PRIQ seorang admin dapat dengan mudah mendahulukan sebuah network/service untuk memperoleh bandwidth.
ada beberapa hal yang harus di perhatikan jika menggunakan ALTQ:
- PF dan ALTQ sudah terintegrasi dengan kernel FreeBSD 5.3 ke atas, untuk shapping masing-masing versi FreeBSD mempunyai sedikit perbedaan script, tapi untuk logging, blocking, forwarding, translating dan passing relatif sama.
- Interface yang hadap internet dianggap upstream dan interface yang hadap client dianggap downstream (FreeBSD 5.x) pada FreeBSD 6.x dan FreeBSD 7.x ada sedikit perbedaan.
- Beri options quick.
- Mesin limiter harus fungsi routing bukan translating.
- Beri nilai default minimal, 8Kbit
- Mendifinisikan variable akan lebih memudahkan editing dan perubahan struktur scripts.
- Urutan file pf adalah variable, options, ALTQ, Translating, Forwarding, Blocking dan Passing. (tidak boleh terbalik)
- Beri queue limit lebih panjang, default bernilai 50
- Agar memudahkan editing, penulisan script dibuat grouping atau bertingkat.
- Gunakan Interface yang mempunyai buffer yang besar seperti Intel (fxp).
- Atau menambah buffer interface dengan merubah nilai default buffer sebuah interface, (sysctl -w kern.ipc.maxsockbuf=(integer).
- Cek scripts sebelum loading file (pfctl -nf /etc/pf.conf)
- jangan lupa "dipantau".
0 komentar:
Posting Komentar
jika tidak memiliki id apapun silahkan pilih anonymous