Tahukah Anda, mengapa Nabi Ibrahim as disebut sebagai abul-anbiya’ atau bapaknya para nabi? Mungkin penjelasan singkat ini bisa menambah wawasan kita. Bagi para sejarawan atau orang yang lebih tahu tentang hal ini, terima kasih sekali bila menambahkan atau mengoreksi.
Nabi Ibrahim as adalah keturunan dari Nabi Adam as setelah melalui beberapa puluh generasi. Nabi Ibrahim as hingga muda tinggal di Babylonia (sekitar Iraq) sekarang. Setelah berdakwa kepada penguasa Babilonia yaitu Raja Namrud dan mendapat penentangan yang keras, Nabi Ibrahim hijrah ke daerah di sekitar Palestina. Nabi Ibrahim as yang tidak kunjung mendapat keturunan dari pernikahannya dengan Siti Sarah, akhirnya menikahi Siti Hajar pembantunya. Dari Siti Hajar ini Nabi Ibrahim as memperoleh keturunan seorang putra yang dinamainya Ismail. Kemudian dari Siti Sarah melahirkan anaknya bernama Ishaq.
Inilah awal kisahnya, yaitu ketika Nabi Ibrahim as mengungsikan Siti Hajar dan anaknya Ismail di padang gurun di sekitar Makkah sekarang. Di sanalah keturunan Ibrahim melalui jalur Ismail beranak pinak. Keturunan Ibrahim dari garis Ismail ini disebut juga Bani Ismail dan mereka yang kemudian menjadi bangsa besar yang kita kenal dengan bangsa Arab sekarang.
Sementara, keturunan Ibrahim dari garis Ishaq menurunkan bangsa yang besar pula yang kita kenal dengan nama Bani Israil. Ishaq memiliki putra bernama Ya’kub, dan Ya’kub sering dipanggil dengan nama Israil. Sehingga bangsa keturunan Ya’kub ini disebut Bani Israil.
BANI ISRAIL
Ya’kub putra Ishaq dalam sejarah yang diceritakan Al-Quran memiliki 12 anak, salah satunya adalah Yusuf. Yusuf adalah nabiyullah yang membawa hijrah 11 saudaranya ke Mesir dan menetap di sana. Setelah beberapa generasi, setelah Yusuf dan 11 saudaranya menetap di Mesir, mereka berkembang besar menjadi 12 suku Bani Israil. Rupanya keberadaan Bani Israil di Mesir ini dirasa cukup memberikan ancaman eksistensi bagi penduduk Mesir asli, sehingga Raja Mesir Fir’aun melakukan tindakan tekanan, intimidasi luar biasa hingga perbudakan pada Bani Israil. Dari tengah-tengah Bani Israil inilah lahir seorang pemimpin yaitu Nabi Musa as. Musa dibantu Harun – yang juga Nabi – membebaskan Bani Israil keluar dari Mesir menuju ke daerah sekitar Palestina. Di tempat inilah bangsa Israil mulai berkembang, banyak berhubungan dan berkonflik dengan masyarakat Timur Tengah di sekitarnya. Konflik dan pertikaian ini sering terjadi tidak lepas dari karakter bangsa ini yang keras dan suka mendominasi bangsa lain.
Selama menetap di daerah ini, lahirlah nabi-nabi dari Bani Israil seperti Nabi Daud as, Nabi Sulaiman as, Nabi Zakaria as, Nabi Yahya as, dan banyak nabi lainnya. Dan yang terakhir diutus Allah untuk menjadi Nabi dari bangsa ini adalah Nabi Isa as. Banyaknya nabi-nabi yang diutus Allah dari dan kepada Bani Israil karena memang karakter bangsa ini yang konon sulit ‘diluruskan’. Secara genetika, Bani Israil diberi Allah keunggulan-keunggulan, namun bila tidak diserta arahan dan hidayah, keunggulan ini bisa berpotensi membuat kerusakan dan dampak bagi kehidupan bangsa-bangsa lain. Sehingga Allah sering menyebut perlakuan istimewa ini sebagai nikmat Allah atas Bani Israil yang patut untuk diingat dan disyukuri.
BANI ISMAIL
Sementara keturunan Ibrahim melalui garis Ismail atau Bani Ismail (bangsa Arab) tidak banyak cerita dari Al-Quran yang menerangkan nabi-nabi yang diutus. Tetapi yang jelas setelah berakhirnya kenabian Isa (dari garis keturunan Ishaq) Allah mengutus seorang Nabi Agung yang menjadi penutup dari segala Nabi. Dia adalah Nabi Muhammad SAW. Beliau tidak hanya diutus untuk Bani Ismail (khusus untuk bangsanya) tetapi juga untuk seluruh umat manusia.
Jadi hakekatnya Bani Israil dan Bangsa Arab itu bersaudara yang bercabang dari satu ayah yaitu Nabi Ibrahim AS. Jadi bisa Anda bayangkan, siapakah yang terus bertikai di Timur Tengah sekarang ini. Yang bertikai itu adalah “dua orang” bersaudara. Mereka adalah bangsa Israel yang merupakan keturunan Ya’kub bin Ishaq dan bangsa Arab yang merupakan keturunan Ismail. Dalam nash, Al-Quran pertikaian ini hanya bisa diredam oleh kembalinya kedua bangsa ini pada tali Allah (agama Islam) dan bangsa manapun yang enggan berpegang pada ‘tali’ ini merekalah yang pada akhirnya binasa dan kalah.
Inilah cerita singkat, mengapa Nabi Ibrahim disebut sebagai Abul-Anbiya’ (bapak para Nabi). Semoga informasi ini bermanfaat.
Gambar di atas hanya ilustrasi.
Diambil dari http://www.imamsaifulbahri.co.cc/